kisah seorang sahabat

Rintik-rintik hujan masih mengalir di halaman rumah Tina, membasahi bunga-bunga yang menjadikannya segar mewangi. Begitu juga kumbang-kumbang yang hinggap di bunga mawar itu, terbang kesana-kemari seakan memanggil para kumbang lainnya untuk menikmati keindahan mawar merah.
Saat kumbang yang terakhir terbang meninggalkan kebun bunga Tina, seorang petugas pos datang menuju rumahnya, memberi sebuah surat berwarna pink kemerah-merahan dihiasi sebuah pita, surat itu kelihatan cantik.
“Selamat pagi non…..”, sapa Petugas pos
“Selamat pagi pak…”, cetus Tina dengan suara halus
“Oh..ada yang perlu saya bantu Pak?”, Tina mencoba menghangatkan suasana
“Oh ini non…. Saya hanya mau memberi surat ini untuk Tina”
“Betul ini rumah yang ada di alamat ini??”, Petugas pos tak mau ketinggalan, ia mencari kesempatan untuk ngomong berlama-lama dengan Tina. Secara Tina adalah cantik dan enak diajak untuk ngomong.
“Benar…benar pak..”, Suara Tina semakin pelan karena ia tahu kalo petugas pos tersebut adalah play boy, ia tidak mau menjadi korban berikutnya.
Suara motor butut yang setia menemani petugas pos terdengar nyaring di telinga Tina, pertanda pangeran play boy sudah pergi jauh meninggalkannya dengan sebuah surat berwarna pink kemerah-merahan dihiasi sebuah pita. Tina beranjak pergi ke kamar tak sabar lagi ingin tahu isi dari surat itu dan siapa orang yang mengirimnya.
To: Tina Permata Sari
Salam C.i.n.t.a
Awalnya sulit bagiku untuk menulis isi hatiku, bagaikan derai ombak di pantai, jiwaku tak tenang ketika aq ingat dirimu, hatiku sulit untuk melupakannmu. Namun aku tak yakin dengan perasaan ini, mungkin ini yang pertama dan yang terakhir.
Sejauh mata memandang, hatiku pun demikian, aku sangat mencintaimu. Memang tak ada yang sempurna namun aq yakin kesempurnaan itu ada saat hatiku berlabuh di hatimu.
Aku hanya bisa berharap ketika aku berada di padang gurun aku bisa merasakan kehidupan yang sebenarnya walau debu abu beterbangan masuk ke dalam tubuhku karena aku yakin disana ada dirimu yang memberi kesegaran untuk hatiku dan hatimu.
AKU INGIN MENCINTAIMU DENGAN SEDERHANA
RONI
Tina hanya mampu tersenyum manis ketika menyimpan surat itu di dalam buku diary kesayangannya. Ia kembali duduk di kursi mengingat kenangan indah bersama Roni.
Awal pertemuannya dengan Roni ketika pada saat jam pelajaran sejarah, Tina tak mampu menjawab soal yang diberi sang guru kepadanya. Tiba-tiba Roni membantunya dan akhirnya Tina tak jadi diberi hukuman. Tina merasa seperti berada di sebuah terowongan yang gelap, tak seorang pun yang ada disana. Namun dari sudut yang jauh kelihatan sosok laki-laki menghampirinya, dan ternyata Roni datang untuk menolongnya.
Khyalan Tina akhirnya hilang ketika bunyi lonceng berdering pertanda jam pelajaran sejarah sudah selesai, waktunya untuk istirahat. Namun entah kenapa untuk kali ini Tina tidak berniat untuk keluar dari kelas, ia merasa ada sesuatu yang terjadi pada dirinya. Ia sebagai murid baru di sekolahnya merasa heran atas perlakuan Roni, karena sebenarnya mereka sama sekali tidak saling mengenal.
“Hei…kamu gag ke kantin?” ,tanya seorang cewek pada Tina
“Oh…kamu aja duluan, ntar aku nyusul”, Tina membalas dengan senyum manisnya.
Saat Tina duduk sendirian menatap langit-langit ruangan kelas, ia terkejut dengan kedatangan seorang laki-laki menuju ke arahnya, ternyata Roni, penolongnya saat mata pelajaran sejarah.
“Hei….bisa kenalan gag?” ,
“Perkenalkan, aku Roni”
Dengan malu-malu Tina membalas uluran tangan Roni, memberi senyuman yang paling manis, hari pertamanya sekolah sungguh menyenangkan.
Pagi-pagi buta Tina sudah bersiap-siap untuk bergegas pergi ke sekolah, entah angin dari mana hari ini Tina pengen cepat-cepat pergi ke sekolah. Keceriaan Tina sampai ke seluruh penjuru dunia dihantar oleh burung-burung yang riang bernyanyi seakan mereka juga tahu perasaan Tina. Hanya satu yang ada di pikiran Tina, ia ingin bertemu dengan Roni, laki-laki yang telah menolongnya.
Bagaikan sinar bulan di malam hari, cahaya mata Tina memancarkan rasa tak percaya ketika ia melihat Roni duduk termenung di bangku kelas, seperti sedang menunggu seseorang, ia berharap Roni menunggu kedatangannya.
“Hai…Roni….!!!!!!!”
“Kok cepat kali datang ke sekolah???”, sambil meletakkan tasnya Tina menghampiri Roni.
“Ah….Cuma lagi senang aja kok”, Roni mencoba berbohong kepada Tina.
“Kamu juga, kok cepat kali datang ke sekolah???”, Roni membalas pertanyaan Tina
Sinar mata Tina tiba-tiba berubah yang tadinya bagaikan sinar bulan di malam hari, kini bagaikan sinar lilin yang menerangi Tina saat ia berdoa setiap hari, tak bisa menjawab pertanyaan Roni. Ia hanya bisa diam seribu bahasa, dan pergi berlari menuju taman sekolah, bertanya pada rumput-rumput yang masih basah karna embun dipagi hari.
INIKAH YANG NAMANYA CINTA?????
Roni datang menghampiri Tina, dan mencoba memulai pembicaraan, diawali dari masalah keluarga trus sampai ke pelajaran sekolah dan akhirnya berujung pada c.i.n.ta.
Tuk…tukk..tukkk…
Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Tina, membuatnya berhenti melamun dari semua kenangan bersama Roni beberapa bulan yang lalu. Ia langsung menyimpan buku diary-nya, takut ketahuan ibunya lalu bergegas membuka pintu kamarnya, ternyata David kakaknya yang menyuruhnya untuk pergi ke Gereja.
Tina langsung mempersiapkan diri untuk pergi ke Gereja, karena memang ia gag pernah lupa untuk pergi ke Gereja pada hari minggu. Namun ketika di perjalanan menuju Gereja, ia masih trus ingat pada surat yang diberikan Roni padanya, surat yang berwarna pink kemerah-merahan dihiasi sebuah pita. Ia bingung bagaimana ia menanggapi surat tersebut. Walau rasa itu masih ada tapi ada seseorang yang membuat Tina tak seperti dulu lagi.
Adalah Tian teman sekolahnya dan juga temannya Roni, akhir-akhir ini dekat dengan Tina. Tina hanya bisa menjadi seorang saudagar yang berjalan menuju padang gurun, minta tolong pada siapa saja yang mau menolongnya dengan tulus. Bagaikan unta yang kehausan demikianlah jiwa Tina ketika menghadapi Tian. Tina tak mampu berkata-kata saat bersebrangan dengan Tian ketika menuju ke Gereja.
Saat liburan tiba adalah awal kedekatannya dengan Tian, berawal dari sebuah alunan lagu nan merdu dilantukan oleh Tian saat acara perpisahan untuk menyambut hari libur sampai pada akhirnya hati Tina ikut bernyanyi di hati Tian. Sebenarnya Tina tak mau lagi membuka hatinya untuk laki-laki lain selain Roni, namun seiring libur tlah tiba suasana hati Roni pun berubah yang dulunya perhatian sekarang malah cuek entah kenapa. Tina hanya berpikir bahwa mungkin ada seseorang yang lain saat Roni pulang ke kampung halamannya. Tina tak mampu mengelak lagi ketika Tian mencoba mendekatinya, mungkin sudah saatnya aku melupakan Roni, begitulah yang ada di benak Tina.
Sepulang dari Gereja, Tina langsung bergegas untuk kembali ke rumah. Ia berharap smoga doa yang tlah ia sampaikan tadi dapat dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih.
“Tina….ada telpon untukmu”, teriak ibu dari dapur yang lagi menyiapkan hidangan makan siang untuk keluarga.
“Dari siapa Ma…..???”, Tina menyahut Ibunya dan mulai beranjak dari kamarnya menuju dapur, ingin tahu siapa yang menelpon dirinya. Sebenarnya ia bertanya-tanya dalam hatinya, kok ada yang ingin ngomong samaku tapi telponnya sama ibu.
Dan ternyata Roni, laki-laki yang pernah menolongnya saat mata pelajaran sejarah. Perlu waktu yang lama buat Roni untuk berterus terang apa alasannya untuk menghubungi Tina, namun Roni harus berterima kasih kepada burung-burung yang beterbangan di sudut luar jendela ruang tamu rumah Siska, burung-burung itu seakan memberi isyarat kepada Tina bahwa Roni menunggu jawaban atas suratnya. Tina hanya bisa mencoba menjawab seadanya bahwa hatinya sudah berbagi , namun bukan jawaban itu sebenarnya yang diharapkan Roni. Roni langsung menutup telponnya diikuti burung-burung yang pergi meninggalkan rumah Tina, tak ada ucapan slamat tinggal. Bunga yang dulu mekar mewangi di halaman rumah Tina kini layu seakan tak ada tetes embus yang membasahinya. Cahaya bulan di malam hari takkan pernah lagi datang ke hadapan Roni. Semua tlah pergi, jauh ke ujung bumi, bagaikan buah yang memiliki dua rasa, sang pohon pun harus memilih satu diantara rasa buah itu, manis untuk Tian dan pahit untuk Roni.

3 Response to "kisah seorang sahabat"

  1. semoga bermanfaat yeach

    tinggal klik aja yg ada tulisannya SHOW MORE AGAIN

    SAMA SAMA dek......
    efek yang bintang itu klik aja show again

Posting Komentar

Mengenai Saya

banyuwangi, jawa timur, Indonesia
nama saya intan, saya siswi kelas 8 di smpn 1 banyuwangi. cita2 saya adalah pengarang buku atau novelis. hobby saya membaca cerita.maka dari itu saya akan memberikan berbagai cerita yg dapat saya buat

.,,

SEMOGA BERMANFAAT JANGAN LUPA COMENT SAMPAI SINI AJA YEACH

Mau buat buku tamu ini ?
Klik di sini

,,

lucu ya?

!

:-)

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme